Chrome - Background

Senin, 13 Februari 2012

_PSIKOLOGI CINTA WANITA _



Wanita . . . .!!!
Wanita itu mempunyai banyak cinta yang lebih dalam, bahkan lebih dalam dari pada cinta seorang pria… kepada wanita…!!!
Setuju gak ???
Apa sebabnya?
Kalangan psikolog telah menyepakati bahwa kadar emosinya lebih tinggi dari pria.
Kedalaman cinta seorang wanita kepada pria, memang sudah merupakan fitrah kaum wanita.

Di samping pembicaraan ilmu, juga sudah dicatatkan dalam  al-quran mendahului dari perumusan yang di temukan ahlinya ini. Cobalah ungkap surat yusuf didalam al-quran, nanti akan ditemukan bagaimana seorang wanita yang tidak bisa disembunyikannya lagi dihadapan Nabi Yusuf as.
Nabi Yusuf tetap manghindar dengan sekuat tenaga, dan dengan pertolongan Allah, Nabi Yusuf selamat dari panggilan cinta wanita yang tidak tertahankan lagi.

Maka kalau anda merasa cintanya lebih dalam ketimbang pria itu, hal ini memang benar dan suatu kenyataan anda menunjukkan fitrah idealistic sebenarnya. Tetapi sangat disayangkan kalau cinta menampilkan hal ini dalam mode “pacaran” yang mungkin fitrah ini tidak laku sebab yang penting dalam dunia pacaran yang nyaris menjadi mode ini adalah bersiap untuk menjadi bahan perbandingan mencari mana yang terbaik..

Cinta seorang prempuan yang idelelistik dan fitrah itu agaknya sekarang sudah tidak terlihat secara utuh disebabkan factor lingkungan tadi ini bukan salah bunda menyandung putri dahulu, tetapi pengaruh mode pria yang dapat mewarnai cinta perempuan yang natural dan yang bersih itu. Seorang pengamat Michelet pernah berkata; “hampir setiap kekeliruan yang di perbuat seseorang perempuan di sebabkan pengaruh kebodohan atau kejahatan kalangan pria-pria. Jadi, misalnya pria yang memodekan “pacaran” itu, ikut mengelirukan jati diri pria / wanita sesungguhnya yang secara biologis hanya ingin satu pria sebagai suaminya dan tidak ingin banyak pria sebagai study perbandingan.

sang wanita meninggalkan pria setelah tidak cocok dalam masa pacaran, anda jangan mengura bahwa kaum anda lebih banyak dikorbankan didalam ‘pacaran’ sebab kalau dihitung secara jujur, kuantitasnya berimbang, dan itulah konsekuensi memilih yang terbaik. Kalau namanya memilih terbaik dari sekian banyak pilihan, apakah murni sebagai cinta lagi?.

Kalangan peneliti memberi jawaban bervariasi, jawaban itu diantaranya; ”kalau hakekat cinta itu di sebut secara misterius hanya sekali terjadi, berarti kalau ada pemilihan, akan ada seleksi, maka akan ada sesuatu yang diharapkan ini bukan atas dasar cinta murni lagi. Berbabagai semboyan pernah kita dengar mempertahankan hipotesa ini, misalnya: cinta pertama itu adalah cinta yang paling indah”. Lalu disusul motto lain yaitu; cinta sejati datangnya sekali, kalau demikian halnya, maka upaya pemilihan jodoh pertama sekali disebut cinta pertama , dan cinta untuk kesekian kalinya , tentu sebagai hasil adonan seleksi

SEMOGA BERMANFAAT YAH . . . . .

0 komentar:

Posting Komentar